Yesus Adalah Mesias, Anak Allah
Pengakuan Simon yang mengatakan, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16) adalah sebuah peristiwa yang sangat penting karena saat itu terjadi pengakuan iman yang keluar dari mulut manusia yang hina tapi dinyatakan oleh Bapa yang mulia.
Perhatikan apa yang Tuhan Yesus katakan tentang pengakuan Simon ini.
Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. –Matius 16:17
Jadi bisa dikatakan kalau ini adalah sebuah peristiwa di mana Bapa sendiri bersaksi tentang Anak-Nya melalui mulut Simon.
Beberapa kesaksian Bapa lainnya mengenai Yesus sebagai Anak-Nya juga kita bisa baca di saat pembaptisan Yesus (Matius 3:17) dan pada saat peristiwa transfigurasi di atas gunung (Matius 17:5).
Tetapi apa yang menarik kemudian adalah perintah Yesus supaya murid-murid-Nya jangan memberitahukan siapapun kalau Dia adalah Mesias.
Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias. –Matius 16:20
Pernahkah kita bertanya mengapa? Bukankah itu yang menjadi inti dari injil? Tetapi kenapa saat itu Yesus melarang mereka untuk mengabarkan kebenaran ini?
Mesias Menurut Perjanjian Lama
Alasan kenapa Yesus melarang murid-murid-Nya untuk memberitakan diri-Nya adalah Mesias, Anak Allah adalah karena saat itu murid-murid Yesus belum memiliki pemahaman yang benar dan sempurna tentang siapa itu Mesias dan apa yang Mesias akan kerjakan atau capai.
Jadi sebelum murid-murid-Nya dapat mengabarkan tentang Mesias, mereka harus terlebih dahulu memahami artinya.
Mesias berasal dari kata ibrani “maschiach” memiliki arti orang yang diurapi atau “the annointed one“, jadi orang yang dipisahkan, dipilih TUHAN untuk melakukan suatu tugas khusus.
Dalam perjanjian lama, orang-orang yang diurapi adalah mereka yang akan melakukan 3 tugas atau jabatan tertentu yaitu nabi, imam dan raja dan pengurapan ini biasa dengan menggunakan minyak urapan.

Di dalam perjanjian lama kita melihat ada peristiwa-peristiwa di mana seseorang diurapi untuk melakukan tugas-tugas yang dikhususkan bagi mereka seperti nabi, imam dan raja.
- Nabi: Engkau harus mengurapi Elisa bin Safat dari Abel-Mehola menjadi nabi menggantikan engkau (1 Raja-raja 19:16).
- Imam: Kemudian ia menuangkan minyak urapan di atas kepalanya, dan mengurapinya untuk menguduskannya (Imamat 8:12).
- Raja: Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya (1 Samuel 16:13).
Di saat raja Daud dan Salomo masih hidup, kerajaan Israel masih utuh, mereka tidak merasa terlalu membutuhkan pembebas atau juruselamat.
Tetapi setelah raja Salomo meninggal dunia, muncullah pemberontakan dan kerajaan Israel pun terbagi menjadi dua. 10 suku membentuk kerajaan Israel di utara dan 2 suku lainnya mendirikan kerajaan Yehuda di selatan.
Dan karena bangsa Israel terus jatuh ke dalam penyembahan berhala maka di tahun 722 SM, kerajaan Israel pun diserang oleh bangsa Asyur dan dibuang ke berbagai wilayah kekaisaran Asyur, dan di tahun 586 SM, kerajaan Babel pun menyerang kerajaan Yehuda dan membuang mereka ke Babel.
Sungguh malang, bangsa Israel telah kehilangan tanah mereka, tembok Yerusalem runtuh dan bait Allah dihancurkan.
Kemudian, di dalam masa pembuangan inilah kita mengenal nabi-nabi seperti Daniel, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel yang bernubuat tentang seorang yang berasal dari keturunan Daud, seorang raja, juruselamat, Mesias.
Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepada-Nya kekuasaan, kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka semua bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya adalah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaan-Nya adalah kerajaan yang tidak akan musnah. –Daniel 7:13-14.
Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN keadilan kita. –Yeremia 23:5-6
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. -Yesaya 9:5-6
Apa yang dinubuatkan oleh para nabi di masa pembuangan ini sebenarnya adalah gema dari apa yang pernah dinubuatkan oleh nabi Natan kepada raja Daud yaitu mengenai takhta kerajaan keturunan Daud yang akan kokoh sampai selama-lamanya. (2 Samuel 7:12-16).
Melalui berbagai penderitaan dan kemalangan bangsa Israel, pengertian Mesias pun mengalami penebalan arti dari sekedar raja yang diurapi untuk sebuah bangsa menjadi raja bagi segala bangsa dan bahasa, raja yang memiliki kerajaan kekal, raja yang akan memperkenalkan nama YHVH ke seluruh bangsa di dunia ini, raja yang akan membawa perdamaian ke seluruh dunia.
Pemahaman Orang Yahudi Tentang Mesias
Di jaman Yesus (bahkan sampai hari ini), bangsa Yahudi masih menantikan Mesias, yaitu tokoh politik yang berasal dari keturunan Daud, seseorang yang akan datang untuk mengembalikan kejayaan bangsa Israel, seorang raja di dunia.
Murid-murid pertama Yesus yang bernama Simon dan Andreas termasuk orang-orang yang menantikan Mesias dan perhatikan apa yang Andreas katakan tentang Yesus kepada Simon.
Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias. –Yoh 1:41
Sungguh senangnya, penantian murid-murid Yesus akhirnya berakhir, mereka telah menemukan Yesus sang Mesias, tetapi saat itu “Mesias” yang dimengerti atau yang dinanti-nantikan oleh murid-murid Tuhan Yesus adalah seseorang yang akan menjadi raja untuk memimpin mereka, bahkan ketika mereka mendengar tentang kerajaan Allah, yang ada di benak mereka adalah kerajaan di dunia saat itu.
Kita ingat ketika Tuhan Yesus pertama kali memberitakan mengenai penderitaan yang Dia harus alami di Yerusalem, yaitu mati dibunuh dan dibangkitkan di hari ketiga, Simon dengan keras menolak perkataan Yesus.
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau. –Matius 16:22
Mesias yang Simon Petrus harapkan adalah seseorang yang akan hidup untuk memimpin mereka menggulingkan kekaisaran Romawi, menjadi bangsa yang merdeka di tanah mereka sendiri, sehingga saat dia mendengar kalau Yesus akan mati maka harapannya serasa pupus di hadapannya.
Ada salah satu murid Yesus yang bernama Simon orang Zelot, dan Zelot adalah sebuah kelompok perjuangan garis keras dari bangsa Yahudi yang sangat menentang penjajahan Romawi dan seringkali terlibat bentrokan dengan pasukan Romawi.
Dan orang Zelot ini juga sangat menanti-nantikan kedatangan Mesias tetapi sama seperti orang Yahudi lainnya, mereka menantikan seorang tokoh politik atau militer untuk mendirikan kerajaan di dunia, dan mungkin saja ini yang ada di benaknya ketika dia pertama kali mau menjadi salah satu murid Yesus.
Jadi ketika Simon dan murid-murid Yesus lainnya belum memahami arti Mesias dengan benar, tentu sangatlah masuk akal kalau Yesus melarang mereka untuk memberitakan tentang Mesias sebelum kematian dan kebangkitan-Nya.
Sekarang siapakah Mesias itu? Bagaimana memiliki pemahaman yang benar tentang Mesias?
Mesias (Kristus), Juruselamat, Tuhan
“Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku, Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan…”. –Yesaya 43:11
Ketika kita mengharapkan seorang juruselamat tentu kita membutuhkan seseorang yang lebih besar dari kita, lebih kuat, lebih mulia dari kita, lebih kudus dari kita, lebih segala-galanya dibandingkan kita supaya kita bisa selamat.
Dan melalui nabi Yesaya, TUHAN berfirman kalau Dia-lah yang menyelamatkan dan bukan yang lain, selain TUHAN tidak ada juruselamat yang lain. Keselamatan yang sejati tentu harus berasal dari TUHAN karena Dialah yang akan menjamin pekerjaan-Nya sampai akhir supaya kita selamat sampai tujuan.
Ratusan tahun berlalu sejak jaman pembuangan sampai pada hari kelahiran Yesus di Bethlehem, bangsa Yahudi dengan tekun menantikan kelahiran Mesias karena nubuatan nabi Mikha mengatakan kalau Mesias akan dilahirkan di kota Daud yaitu Bethlehem Efrata.
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. –Mikha 5:2.
Dan sekarang mari kita dengarkan apa yang malaikat katakan mengenai kelahiran Yesus.
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. –Lukas 2:11
Christos (Kristus) adalah bahasa Yunani untuk Maschiach atau Mesias.
Saat itu, malaikat mengabarkan tentang kelahiran Mesias di Bethlemen dan Dia adalah Tuhan.
Jadi dengar ini saudara, ketika TUHAN mengatakan “tidak ada juruselamat selain daripada-Ku” maka Dia sendiri yang datang ke dalam dunia dan menjadi juruselamat bagi saudara dan saya.
Jadi salah satu peranan atau tugas dari sang Mesias adalah sebagai juruselamat dan Dia tidak lain adalah TUHAN sendiri.
Lalu apa saja yang akan dilakukan oleh Mesias, sang juruselamat ini? Apa yang akan terjadi pada-Nya? Apa yang akan Dia capai?
Mesias Akan Menderita, Mati dan Bangkit
Mesias yang menderita dan mati bukanlah apa yang ada di benak murid-murid Yesus saat itu, bahkan ketika Yesus mulai memberitakan penderitaan-Nya di Yerusalem dan juga kebangkitan-Nya, mereka masih belum memahami apa yang dikatakan Yesus.
“Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.” –Markus 9:10
Tetapi untuk itulah Yesus datang, yaitu mati untuk menebus dosa kita dan bangkit untuk memberikan kita hidup yang kekal sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya maupun kitab Mazmur.
Penderitaan Mesias
“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita.” –Yesaya 53:5
“Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi“. –Yesaya 50:6
“Sesungguhnya, penyakit kita yang ditanggung-Nya, dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya, padahal kita mengira Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.” –Yesaya 53:4.
Mesias akan dipaku tangan dan kakinya (disalibkan).
“Anjing-anjing mengepung aku, gerombolan orang jahat mengeroyok aku, mereka menusuk tangan dan kakiku” -Mazmur 22:16.
Mesias akan menanggung segala kejahatan manusia dan menjadi korban penebus salah.
“Kita sekalian sesat seperti domba masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian” –Yesaya 53:6.
“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah.” –Yesaya 53:10
Kematian Mesias
“Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak“. –Yesaya 53:12
“Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.” -Yesaya 53:9
Kebangkitan Mesias
“…Ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas.” –Yesaya 53:11
“Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dalam dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.” –Mazmur 16:10
Tugas dari juruselamat adalah untuk menanggung dosa dan penderitaan umat manusia, Mesias telah mati dan Dia telah bangkit karena maut sudah dikalahkan.
“Dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh”. –Yesaya 53:5
Kita tidak butuh seorang nabi yang menyelamatkan dirinya sendiri saja tidak mampu apalagi menyelamatkan kita.
Sang Mesias, Juruselamat yang menderita, mati dan bangkit memiliki identitas lebih dari sekedar utusan, nabi, guru, pembuat mujizat, karena Mesias adalah Anak Allah.
Mesias, Anak Allah
“Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu” –Mazmur 2:7-8
Kitab Mazmur adalah kitab yang juga berisi tentang nubuatan mengenai mesias dan melalui ayat ini, TUHAN menyatakan ketetapan-Nya mengenai Anak-Nya yang akan memiliki bangsa-bangsa bahkan sampai ke ujung-ujung bumi.
Saat raja Daud sudah tua, TUHAN juga berfirman lewat perantaraan nabi Natan dan menariknya, sosok Anak kembali disebut oleh TUHAN dengan sebutan Anak-Ku.
“Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.” –2 Samuel 7:13-14.
Kedua ayat ini berbicara mengenai Anak yang akan memiliki bangsa-bangsa dan ujung bumi, dan Anak ini juga akan memiliki kerajaan dan TUHAN mengokohkan takhta-Nya untuk selama-lamanya.
Saudara, tidak ada sejarahnya seorang raja ataupun kaisar yang bisa memiliki segala bangsa bahkan menjadikan ujung-ujung bumi miliknya, apalagi memiliki takhta yang kokoh untuk selama-lamanya, semua ini tidak mungkin dicapai atau dimiliki oleh manusia yang dibatasi oleh waktu dan berbagai macam keterbatasan lainnya.
Selama-lamanya berbicara mengenai kekekalan dan Anak ini tentunya bukan manusia biasa, tetapi memilki keilahian untuk mendapakan sesuatu yang kekal.
Bicara mengenai kekekalan, ayat ini tentu bukan menceritakan tentang raja Daud ataupun raja Salomo karena mereka sudah mati dan tidak meninggakan warisan apa-apa selain kerajaan Israel yang terpecah.
Bukan juga menceritakan mengenai raja-raja di Israel dan Yehuda selanjutnya, karena mereka semua jatuh ke dalam penyembahan berhala, diserang dan dibuang oleh bangsa asing ke negeri bangsa Asyur dan Babel.
Saat pembuangan di Babel, nabi Daniel pun bernubuat tentang Mesias. Dan lagi di nubuatan ini kita melihat sosok Anak yang digambarkan seperti anak manusia yang ilahi dan kepada-Nya diberikan kekuasaan dan kerajaan yang kekal.
“Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah“. –Daniel 7:13-14.
Lalu siapakah sosok seperti “Anak” ini yang datang kepada Yang Lanjut Usia (Ini adalah TUHAN), dan kepada Anak itu segala bangsa, suku bangsa dan bahsa akan mengabdi. Dan kerajaan-Nya tidak akan musnah!
Penulis kitab Ibrani memberikan penjelasan mengenai identitas dari Anak.
“Tetapi tentang Anak Ia berkata: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.” –Ibrani 1:8.
Anak itu adalah Allah, Anak itu adalah Anak Tunggal Bapa, pribadi kedua dari Trinitas, Firman Allah yang menjadi manusia, Anak Allah.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” – Yoh 1:1
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” –Yoh 1:14
Kesaksian Bapa Tentang Anak-Nya
Kalau di perjanjian lama kita telah membaca kesaksian Bapa mengenai Anak-Nya, bagaimana dengan perjanjian baru? Ketika Yesus lahir ke dunia, ini adalah puncak atau penggenapan dari semua janji-janji Bapa mengenai Mesias.
Dan Bapa sendiri di beberapa kejadian telah menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang terkasih, yang kepada-Nya Bapa berkenan.
“Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” –Matius 3:17
“Lalu terdengarlah suara dari sorga: ‘Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.'” –Markus 1:11.
Kesaksian Bapa tentang Anak-Nya pun telah dikonfirmasi oleh Tuhan Yesus sendiri.
“Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku“. -Yoh 8:18
Dan Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyatakan Bapa kepada kita semua, terlebih lagi untuk menyatakan kehendak Bapa-Nya yaitu karya keselamatan manusia di dalam Anak-Nya.
“Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” –Yoh 6:40.
Jadi Bapa bersaksi tentang Anak dan Anak bersaksi tentang Bapa karena pada hakikatnya mereka adalah Allah yang satu.
Apakah Yesus hanya utusan?
Injil Tentang Yesus, Mesias, Anak Allah
“Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” -Yohanes 20:30-31.
Injil isinya adalah mengenai Yesus, sang Mesias, atau disebut juga dengan Yesus, Kristus. Tetapi sangatlah penting untuk mengerti siapa itu Mesias karena pemahaman kita akan menentukan hidup dan mati kita.
Bapa telah bersaksi tentang Anak-Nya dan Anak-Nya adalah Mesias yang diutus ke dalam dunia sebagai juruselamat umat manusia sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
PERCAYA berarti kita mengerti dengan benar siapa Mesias itu, Dia bukan sekedar utusan atau nabi seperti yang dipercaya sebagian orang di luar Kristen, tetapi percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah.
Lalu kalau kita tidak percaya kalau Yesus adalah Anak bagaimana?
Berarti kita tidak percaya kepada kesaksian Bapa mengenai Anak-Nya. Dan itu sama saja dengan menuduh Allah sebagai pendusta.
Sehingga barangsiapa tidak percaya kepada Anak, maka orang itupun tidak percaya kepada Bapa dan tidak memiliki Bapa maupun Anak dalam hidupnya.
“Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya“. -1 Yoh 5:10
Tetapi ketika kita mengaku percaya kepada Bapa, maka kitapun harus mengakui kesaksian Bapa mengenai Anak-Nya dan ketika kita memiliki kesaksian itu di dalam hati kita maka kita memiliki Anak dan juga Bapa.
“Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.” –1Yoh 2:23
Jadi sekarang kita tidak memberitakan kesaksian manusia, injil adalah kesaksian Bapa melalui Anak-Nya, Yesus, sang Mesias. Dan injil ini adalah gema dari apa yang pernah TUHAN Allah sendiri nyatakan di Taman Eden ketika manusia pertama kali jatuh ke dalam dosa yang disebut dengan proto-evangelium atau injil yang pertama.
Kesaksian itu berisi tentang rencana keselamatan Bapa untuk kita semua, yaitu pengampunan dosa dan hidup yang kekal di dalam Anak-Nya, Yesus Kristus, Tuhan.
Bagikan ke saudara-saudara kita“Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.” –1 Yohanes 5-11-12.