Mesias

Di Kota Kecil Lahir Raja Kekal, Mesias, TUHAN

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala“. –Mikha 5:2.

Nabi Mikha berasal dari kota kecil di wilayah Yehuda di abad ke-8 SM, dan dia adalah nabi yang menubuatkan mengenai kejatuhan kerajaan Israel dan Yehuda oleh karena dosa-dosa mereka.

Tetapi di antara semua nubuatan mengenai penghakiman dan hukuman terdapat juga nubuatan mengenai janji pemulihan dan kedatangan seorang penyelamat yaitu Mesias.

Di ayat ini kita membaca kalau seseorang ini akan berasal dari sebuah tempat bernama Bethlehem Efrata. Mengapa disebut dengan Bethlehem Efrata? Kenapa tidak Bethlehem saja? Jawabannya karena saat itu kota Bethlehem ada dua, yang satu berada di utara dan lainnya berada di selatan Israel.

Sekarang mari kita lihat satu persatu.

Kota Bethlehem Galilea (Zebulon) Di Utara Israel

Pada jaman nabi Mikha hidup terdapat dua kota bernama Bethlehem. Yang pertama terletak di Samaria atau Israel bagian utara bernama Bethlehem Galilea karena berada di wilayah Galilea.

Pada waktu Yosua membagi-bagikan tanah Israel kepada kedua belas suku sebagai milik pusaka mereka, kota Bethlehem di Galilea ini pun menjadi milik suku Zebulon, sehingga nama lain dari kota ini pun disebut dengan Bethlehem Zebulon.

Lagi Katat, Nahalal, Simron, Yidala dan Betlehem; dua belas kota dengan desa-desanya. Itulah milik pusaka bani Zebulon menurut kaum-kaum mereka; kota-kota tadi dengan desa-desanya.” –Yosua 19:15-16.

Seperti yang tertulis di dalam kitab Raja-Raja, setelah raja Salomo wafat, kerajaan Israel terpecah menjadi dua bagian. 10 suku di utara membentuk kerajaan dengan Samaria sebagai ibu kotanya, dan 2 suku lainnya (Yehuda dan Benyamin) membentuk kerajaan Yudea di bagian selatan dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Jadi suku Zebulon ini adalah salah satu suku Israel yang berada di kerajaan Israel bagian utara. Dan mereka juga memiliki sebuah kota bernama Bethlehem Zebulon (Galilea), namun nubuatan ini tidak menyebutkan kota Bethlehem Zebulon / Galilea sebagai tempat kelahiran Mesias, melainkan secara spesifik dan jelas menyebutkan Bethlehem Efrata, sebuah kota yang terletak di wilayah suku Yehuda, di tanah Yudea yaitu bagian selatan Israel.

Kota Bethlehem Efrata (Yehuda) Di Selatan Israel

Demikianlah Rahel mati, lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem” –Kejadian 35:19.

Di kitab Kejadian kita membaca kalau istri Ishak yaitu Rahel dikuburkan di tempat bernama Efrata atau nama kuno untuk Bethlehem. Lalu di manakah Efrata? Tempat ini berada di wilayah Yudea, sekitar 10 km sebelah selatan Yerusalem, di wilayah Tepi Barat (West Bank) modern.

Sekarang Yesus dilahirkan di kota Bethlehem yang mana?

Yesus lahir di kota Bethlehem di tanah Yudea, atau dikenal juga dengan nama kuno kala itu sebagai Bethlehem Efrata.

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem“. –Matius 2:1.

700 tahun sebelum Yesus dilahirkan di Kota Bethlehem Yudea, nabi Mikha lewat perantaraan Roh Kudus telah terlebih dahulu menubuatkan mengenai kelahiran-Nya, dan dengan tepat menyebutkan nama Bethlehem dengan nama kunonya yaitu Efrata yang terletak di bagian selatan Israel yaitu tanah Yudea untuk membedakan dengan kota Bethlehem milik suku Zebulon di utara Israel.

Jadi nubuatan kelahiran Mesias, seorang raja telah digenapi oleh Yesus di kota Daud yaitu Bethlehem Efrata. Tapi apakah hanya itu saja? Tidak! Lebih dari itu karena nabi Mikha memberikan petunjuk yang sangat penting mengenai jadi diri dari sang Mesias ini.

Kelahiran Raja dari Masa Kekekalan

Nubuatan ini tidak hanya berbicara mengenai kelahiran Mesias saja, tetapi juga membuka identitas dari sang Mesias. Mari kita perhatikan bahasa asli dari ayat ini:

“...yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” -Mikah 5:2

וּמוֹצָאֹתָיו מִקֶּדֶם מִימֵי עוֹלָם׃

Kata ibrani untuk “permulaannya” adalah וּמוֹצָאֹתָיו h4163 artinya (origin) atau tempat asal.

Sedangkan “sejak dahulu kala” adalah עוֹלָם (o-lawm’) H5768. Terjemahan inggrisnya menjadi “eternity“, artinya suatu masa di luar keberadaan waktu, di luar masa penciptaan, di dalam kekekalan.

Jadi Mesias yang dilahirkan di kota Bethlehem ternyata bukan manusia biasa karena Dia berasal dari masa yang kekal atau masa di luar penciptaan waktu. Sekarang kalau Dia berasal dari tempat di luar masa penciptaan, di luar dari waktu, di dalam kekekalan, maka siapakah Dia sebenarnya?

Para malaikat, surga dan bumi adalah ciptaan yang diciptakan pada suatu masa atau waktu, sehingga mereka semua bisa dikatakan termasuk ke dalam sesuatu yang dicipta di dalam suatu rentan waktu. Jadi mereka tentunya bukan berasal dari masa kekekalan, yaitu masa di luar waktu penciptaan, masa di luar batas waktu.

Lalu siapakah Mesias ini? Siapakah Dia yang layak dikatakan berasal dari kekekalan?

Mesias, Firman yang menjadi manusia, Anak Allah, Allah yang Mahakuasa, Nama-Nya Yesus

Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.” –Mazmur 90:2.

Bahasa ibrani dari selama-lamanya adalah עוֹלָם (o-lawm’). Jadi Allah / El di sini berasal dari masa kekekalan karena Dia adalah pencipta, artinya Dia harus berada di luar waktu penciptaan yaitu sebelum langit dan bumi ini ada, yaitu pada masa kekekalan karena Dia adalah Allah yang kekal.

Saudara, Yesus Kristus adalah sang Mesias dan Dia adalah Raja yang berasal dari masa kekekalan, sebelum langit dan bumi diciptakan Dia telah ada karena Dia adalah pencipta segala sesuatunya, Dia adalah Firman yang menjadi manusia, pribadi kedua dari Tritunggal, Anak Tunggal Allah.

Perhatikan apa yang Tuhan Yesus katakan di dalam doa-Nya, “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” –Yohanes 17:5.

Dan karena Yesus adalah Allah yang kekal, Dia pun berkuasa memberikan hidup yang kekal kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.

Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku-Yohanes 10:28

Saudara terkasih, perhatikan bahwa seluruh Kitab Suci dengan konsisten menyatakan bahwa Mesias, yaitu Yesus, bukan hanya datang ke dalam sejarah dunia tetapi sebelum segala sesuatu dapat ditulis ke dalam sejarah, Dia telah ada, Dia berasal dari kekekalan, Ia tidak diciptakan, melainkan Dia adalah Sang Pencipta itu sendiri.

Jadi ketika Yesus berkata, “Sebelum Abraham Ada, Aku telah ada” –Yoh 8:58, Tuhan Yesus tidak sedang menunjuk kepada zaman Nuh, zaman Kain dan Habel, bahkan zaman Adam dan Hawa. Tetapi Tuhan Yesus sedang menyatakan keberadaan-Nya yang kekal, yaitu sebelum segala sesuatu ada, sebelum waktu diciptakan, sebelum langit dan bumi terbentuk, sebelum manusia pertama diciptakan.

Inilah masa kekekalan עוֹלָם (ʿolam’) itu, di mana Yesus sebagai Anak Allah, bersama dengan Bapa dan Roh Kudus, telah ada dan bersama-sama di dalam persekutuan kekal yang saling mengasihi sebagai Allah yang Esa.

Di dalam kekekalan itu, Allah tidak diciptakan, tidak berawal, dan tidak berakhir. Dalam kesatuan Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus yang telah dan akan selalu ada, dari kekal sampai kekal bahkan sampai selama-lamanya.

Dan dari masa kekekalan itulah mereka memulai karya penciptaan. Mereka adalah satu dalam hakikat, kekal dalam keberadaan, dan berkuasa atas segala sesuatu yang diciptakan.

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.” –Kejadian 1:1-3.

Allah (Bapa) sebagai inisiator penciptaan, Roh Allah di saat yang bersamaan melayang-layang…, dan keluarlah Firman dari mulut Allah, kemudian mulailah proses penciptaan dari yang tidak ada menjadi ada, “Berfirmanlah Allah…maka jadilah demikian“.

Sekarang perhatikan apa yang rasul Yohanes katakan mengenai Firman yang ada bersama-sama dengan Allah ketika penciptaan mulai terjadi.

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” –Yohanes 1:1-3

Betul saudara, Firman itu adalah Allah dan Firman itu telah menjadi manusia dan telah menyatakan kasih Bapa kepada kita semua yaitu pengampunan dosa melalui iman di dalam Anak-Nya.

“Karena begitu besar kasih y Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” –Yoh 3:16

Bagikan ke saudara-saudara kita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *